Danau Sebangau dan Keunikannya

JIKA ke Palangka Raya jangan lupa berwisatalah ke Danau Sebangau. Terletak di Kelurahan Kereng Bangkirai, selatan kota Palangka Raya, Danau Sebangau, Palangkaraya, Kalimantan Tenggah ini merupakan bagian dari Taman Nasional Sebangau yang luasnya sekitar 568.700 hektare.

”Kalau datang lebih baik pada musim hujan, Desember atau Januari, air sungai sedang melimpah,” kata Swandayani warga Palangka Raya yang kerap membawa teman-temannya dari luar Palangka Raya berwisata ke Sebangau. Secara geografis danau ini masuk wilayah Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan, dan Kabupaten Pulang Pisau.

Karena letaknya, biaya transportasi ke sana tak mahal, juga ongkos masuk dan naik perahu di tempat itu yang relatif murah, tak heran jika Danau Sebangau menjadi tempat wisata favorit warga Palangka Raya. Di sini kita bisa menyusuri danau dengan kapal kelotok yang dapat memuat hingga 30 penumpang atau menyewa speedboat untuk lima orang.

Danau Sebangau,Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Foto Tagar/istimewa

Sebagai tempat yang dekat dengan Palangka Raya, ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah, wajar jika banyak orang yang datang ke kota ini acap selalu menjatuhkan pilihan berwisata ke Danau Sebangau -lantaran jaraknya sangat dekat dengan Palangka Raya itu, sekitar sebelasan kilometer.

Palangka Raya sendiri sebelumnya sempat digadang-gadang menjadi ibu kota Indonesia. Palangka Raya merupakan yang dibangun atas gagasan Presiden Soekarno. Itu sebabnya di dekat Sungai Kahayan ada sebuah tempat wisata yang terkenal dengan “Tugu Soekarno”-nya. Karena di situ memang ada prasasti yang menerangkan bagaimana dan kapan kota ini dibangun. Palangka Raya merupakan provinsi ke-17 Republik Indonesia.

Menurut seorang penulis dari Palangka Raya, Baskoro, seperti dikisahkah dalam novelnya, Rumah di Atas Kahayan, novel yang didasarkan pada riset tentang kota Palangka Raya, kota Palangka Raya adalah kota yang penuh simbol-simbol NKRI. Itu misalnya adanya Bundaran Besar sebagai “pusat kota” yang memiliki jari-jari 45 (symbol tahun kemerdekaan RI) dan lima jalan besar (simbol Pancasila) menuju Bundaran Besar yang berada tepat di depan Istana Gubernur Kalimantan Tengah.

Dari Palangka Raya menuju Danau Sebangau tak lebih dari setengah jam. Untuk menuju dermaga, pengunjung harus jalan kaki sekitar 70-an meter yang kiri kanannya penuh dengan warung makan.

Di dermaga pengunjung tinggal memilih akan memakai apa menikmati danau. Jika datang berkelompok disarankan naik kapal klotok. Di kapal ini, yang biasanya juga menjual makanan dan minuman, pengunjung bisa menyanyi atau bahkan melakukan aktivitas hiburan lain, sembari tentu saja menikmati keindahan Sebangau.

Tepi Danau Sebangau dipenuhi tumbuhan Rasau yang mirip alang-alang. Demikian banyak dan lebatnya, apalagi di musim hujan, menyusur di antara pohon-pohon Rasau, pengunjung kadang bisa menemukan monyet atau biawak di sela-selanya. Di belakang tumbuhan ini acap terbentang pohon-pohon yang memang terlarang ditebang layaknya larangan dalam sebuah Taman Nasional.

Salah satu yang paling khas di Danau Sebangau adalah warna airnya: hitam. Ini sesuatu yang langka di dunia. Warna hitam disebabkan karena di dasar danau, yang kedalamannya hingga sekitar 17 meter, penuh dengan akar tumbuh-tumbuhan termasuk gambut.

Danau Sebangau menyimpan kekayaan flora dan fauna luar biasa. Diperkirakan di sini ada sekitar 808 habitat tumbuhan, 182 jenis burung, dan 54 spisies ular, termasuk ular piton dan ular kobra. Ada pun hewan langka yang ada di tempat ini, antara lain, burung rangkong, monyet ekor panjang, dan owa-owa.

Datang di pagi atau sore hari, berperahu menyusuri Danau Sebangau, dijamin pengunjung akan memiliki kenangan dan pengalaman tak terlupakan. “Karena buktinya, banyak teman-teman yang kemudian ingin kembali jalan-jalan ke Danau Sebangau lagi,” kata Swandayani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *